Resume perkuliahan pertemuan ke-4
Tahap pembuatan studi kelayakan
Tahapan pembuatan studi kelayakan terdiri dari :
1. penemuan ide
2. penelitian
3. evaluasi
4. membuat studi kelayakan
5. masterplan dan time schedule
adapun isi dari studi kelayakan yaitu :
bagian I : Pendahuluan
yang terdiri dari :
• latar belakang
• landasan hokum
• profil lembaga (nama lembaga, tanggal dan waktu pendirian, visi, misi,tujuan, struktur organisasi lembaga)
• profil sekolah atau lembaga pendidikan( visi sekolah, misi sekolah, tujuan sekolah dan struktur organisasi sekolah)
Resume perkuliahan pertemuan ke-5
Kurikulum
Bagian II : Kurikulum
Dalam bagian ini akan di jelaskan tentang :
rasional (pentingnya kurikulum)
kurikulum sekolah
1. tujuan kurikulum
2. struktur kurikulum
3. strategi dan metode pembelajaran
4. deskripsi mata pelajaran
a) nama mata pelajaran
b) tujuan mata pelajaran
5. beban belajar
6. jadwal pelajaran
Program Unggulan
1. Rasional( alasan orang memilih sekolah ini)
2. nama program
Ekstrakurikuler
1. Rasional (alas an dan manfaat ekstrakurikuler yang ada )
2. Tujuan
3. Nama Program
Setelah membuat kurikulum kemudian dibuat anggaran operasional yang mencakup :
Anggaran kurikulum terdiri dari
Perencanaan kurikulum ( misalnya mengadakan Workshop dan pelatihan) yang harus dibuat anggran :
1. Tahap persiapan seperti rapat sebelum acara dimulai
2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap pelaporan
Pelaksanaan seperti proses pembelajaran( apa saja yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran).
Dalam perencanaan anggaran pembelajaran harus ditentukan rombongan belajar terlebih dahulu. Setelah ditentukan rombongan belajar kemudian hitung jam belajar .
Monitoring seperti hal-hal yang dibutuhkan dalam proses pengawasan.ini dilakukan agar apabila dalam pelaksanaan terjadi kesalahan dapat diketahui. Dalam anggaran ditentukan :
1. Berapa kali supervise dilakukan?
2. Siapa yang melakukan supervise?
3. Perangkat (pembuat dokumen) sesuai dengan rombongan belajar dan program yang ada di sekolah?
4. Laporan (biaya konsumsi)?
Evaluasi , dilakukan misalnya dua kali persemester sebagai bahan kajian pembuatan perencanaan selanjutnya. Dalam anggaran evaluasi ditentukan :
1. Berapa kali evaluasi atau penilaian dilakukan?
2. Bentuk evaluasi (praktek atau tertulis)?
3. Pembuatan soal
4. Penggandaan soal
5. Pelaksanaan test (meliputi honor pengawas, konsumsi, dan transportasi)
6. Scoring
7. Pembuatan laporan
Resume perkuliahan pertemuan ke-6
Anggaran tenaga pendidik
Tenaga pendidik berbeda dengan tenaga kependidikan. Tenaga pendidik adalah guru, sedangkan tenaga kependidikan seperti kepala sekolah, laboran dan lain-lain.
1. Perencanaan sumber daya manusia sekolah, terdiri dari
Rombongan belajar ideal
Rombongan jadwal dari tahun pertama sampai anak tamat atau lulus sekolah
Jumlah mata pelajaran (misalnya satu guru untuk satu mata pelajaran atau satu guru untuk beberapa mata pelajaran). Untuk menghitung jumlah guru mata pelajaran digunakan rumus (rombel di kali jumlah jam perminggu dibagi 24)
Kualifikasi guru
untuk sekolah formal (S1, S2, dan S3)
untuk sekolah non formal (Basic, Intermediate, Advance, Master)
Status kepegawaian (guru tetap dan outsourching)
Resume perkuliahan pertemuan ke-7
Anggaran sarana dan prasarana
Ada tiga kategori untuk membuat anggaran sarana dan prasarana :
1) membuat gedung baru harus diperhatikan tentang tanah dan jaringan seperti listrik, air, jalan raya dan perizinan.
2) Membeli gedung sendiri
3) Menyewa
Dalam menentukan luas lahan atau tanah berdasarkan rasio lahan per orang. Sedangkan luas bangunan berdasarkan rasio bangunan per orang. Adapun rasionya :
1) Rasio satu lantai untuk lahan (12,7 m2 per orang), sedangkan untuk bangunannya (3,8 m2 per orang)
2) Rasio dua lantai untuk lahan (7,0 m2 per orang), sedangkan untuk bangunannya (4,2 m2 per orang)
3) Rasio tiga lantai untuk lahan (4,9 m2 per orang), sedangkan untuk bangunannya (4,44 m2 per orang)
Dalam membuat sekolah, bangunan dan peralatan sekolah mengalami penyusutan. Maksudnya nilai jual barang tersebut setiap tahun berkurang. Untukl gedung yang menyewa tidak mengalami penyusutan, yang mengalami penyusutan hanya gedung yang beli atau bikin baru.
Untuk menghitung penyusutan digunakan rumus :
1) Straight line methode (metode garis lurus)
Harga pembelian dikurangi nilai residu dibagi umur ekonomis. Untuk nilai residu tergantung rasional bangunannya, nilai residu itu sendiri merupakan nilai sisa barang. Sedangkan umur ekonomis telah ditentukanoleh UU perpajakan maksimal 40 tahun. Rumus ini untuk menghitung penyusutan bangunan.
2) SUM of digital year (tergantung pada umur ekonomis)
Resume perkuliahan pertemuan ke-8
Peserta didik
Adapun tahap penerimaan peserta didik yaitu :
1. Rekruitmen, dalam rekruitmen mencakup
a. Strategi (cara yang dilakukan untuk menarik minat peserta didik, misalnya dilakukan dengan cara penayangan melalui iklan, mengadakan open house, brosur, spanduk, pameran, partnership, lomba)
b. Media (media yang digunakan seperti media cetak, elektronik seperti audio, audiovisual dan visual, tergantung sasaran dari sekolah kita)
c. Waktu (kapan rekruitmen dilakukan, tentukan juga harga promosi)
d. Frekuensi (berapa kali penayangan iklan dilakukan atau promosi)
e. Biaya (untuk biaya promosi secara eksplisit maupun implicit)
f. Formulir pendaftaran
2. Seleksi (dalam seleksi harus memperhatikan daya tampung sekolah) seleksi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a. Terbatas (biasanya bebas biaya)
b. Tidak terbatas (di perlukan biaya), hal-hal yang harus direncanakan :
1. berapa orang atau jumlah siswa
2. tahapan (tes tertulis, psikotes, wawancara, performance dan tes kesehatan)
3. seleksi dilakukan oleh pihak sekolah atau outsourching
4. waktu
5. biaya seleksi
6. pengumuman seleksi
7. cara melakukan seleksi( system gugur, paket maupun paket lengkap)
c. Orientasi ( cara pengenalan siswa dengan lingkungan sekolah seperti MOS atau OSPEK)
d. Pengembangan (seperti eskul mencakup jumlah atau macam eskul, biaya pelatih, biaya alat, dan jadwal eskul)
Sabtu, 01 Mei 2010
Minggu, 28 Maret 2010
Resume perkuliahan pertemuan ke-3
Studi Kelayakan( fesibility study)
Study kelayakan merupakan suatu proses pengamatan, analisis yang dilakukan secara komprehensif berkaitan dengan upaya membangun usaha. Yang dimaksud komprehensif disini ialah mencakup aspek manajerial atau internal dan factor eksternal.
Aspek manajerial meliputi :
Fungsi (perencanaan, pengorganisasiaan, pelaksanaan dan pengawasan)
Elemen (kurikulum, kesiswaan, tenaga pendidik, spp, pembiayaan dan marketing)
Aspek Eksternal meliputi :
Peluang
Ancaman
Studi kelayakan juga merupakan sebuah riset yang menggunakanmetode ilmiahyang membicarakan tentang validitas ( data dan metodologi).
Komponen studi kelayakan bisnis meliputi :
1. P1 untuk :
Pasar
Demand vs Supply
Daya beli
Marketing Mix
Produk
Produk untuk kalangan umum
Produk untuk kalangan khusus
Produk utama atau unggulan
Harga
Unit cost
Break event point
Strategi harga
Tempat
Harga
Aksesbilitas
Promosi
Iklan ( media cetak, media elektronik, dan media lain)
Personal sale ( pendekatan pribadi atau pameran)
Public relation (pencitraan suatu perusahaan )
Power (kekuasaan)
2. P2 untuk :
Kemampuan perusahan memperoleh modal berkaitan dengan kualitas dan kauntitas SDM termasuk Visi bisnis dan Organisasi. Modal dapat diperoleh melalui investasi, pasar saham kredit maupun modal pribadi.
3. P3 untuk :
Mengetahui pesaing dapat melakukan dengan marketing research ( metode ilmiah dan valid) dan dengan marketing intelegence ( daya kreatifitas).
4. P4 untuk :
Harus mampu melakukan perubahan demi perbaikan mutu. Perubahan ini berdasarkan pada ketepatan waktu dan keterbukaan untuk menerima perubahan.
Studi kelayakan perlu dipelajari sebab :
1 . Planning meliputi
Visi, misi, dan target
Analisis SWOT meliputi analisis lingkungan baik internal maupun eksternal.
Pembagian tugas (sesuai bidang keahliannya masing-masing)
Time schedule meliputi ( pendekatan parallel dan pendekatan serial)
2 Forecasting
Peramalan secara valid dan komprehensif
3 Information
Meliputi 5W + 1H (what, why, when, where, who dan how). Dengan metode tersebut akan dapat diketahui investor, kreditor dan manajemen.
4 Evaluation
Fungsi dari evaluasi ini yaitu untuk mengambil keputusan apakah akan dilanjutkan atau tidak dan melihat dampak atau resiko dari setiap keputusan. Serta dapat dianalisis apakah terjadi inflasi nilai uang.
Adapun tahapan membuat studi kelayakan yaitu :
Penemuan ide
Penelitian
Evaluasi
Membuat studi kelayakan
Master plan dan time schedule
Study kelayakan merupakan suatu proses pengamatan, analisis yang dilakukan secara komprehensif berkaitan dengan upaya membangun usaha. Yang dimaksud komprehensif disini ialah mencakup aspek manajerial atau internal dan factor eksternal.
Aspek manajerial meliputi :
Fungsi (perencanaan, pengorganisasiaan, pelaksanaan dan pengawasan)
Elemen (kurikulum, kesiswaan, tenaga pendidik, spp, pembiayaan dan marketing)
Aspek Eksternal meliputi :
Peluang
Ancaman
Studi kelayakan juga merupakan sebuah riset yang menggunakanmetode ilmiahyang membicarakan tentang validitas ( data dan metodologi).
Komponen studi kelayakan bisnis meliputi :
1. P1 untuk :
Pasar
Demand vs Supply
Daya beli
Marketing Mix
Produk
Produk untuk kalangan umum
Produk untuk kalangan khusus
Produk utama atau unggulan
Harga
Unit cost
Break event point
Strategi harga
Tempat
Harga
Aksesbilitas
Promosi
Iklan ( media cetak, media elektronik, dan media lain)
Personal sale ( pendekatan pribadi atau pameran)
Public relation (pencitraan suatu perusahaan )
Power (kekuasaan)
2. P2 untuk :
Kemampuan perusahan memperoleh modal berkaitan dengan kualitas dan kauntitas SDM termasuk Visi bisnis dan Organisasi. Modal dapat diperoleh melalui investasi, pasar saham kredit maupun modal pribadi.
3. P3 untuk :
Mengetahui pesaing dapat melakukan dengan marketing research ( metode ilmiah dan valid) dan dengan marketing intelegence ( daya kreatifitas).
4. P4 untuk :
Harus mampu melakukan perubahan demi perbaikan mutu. Perubahan ini berdasarkan pada ketepatan waktu dan keterbukaan untuk menerima perubahan.
Studi kelayakan perlu dipelajari sebab :
1 . Planning meliputi
Visi, misi, dan target
Analisis SWOT meliputi analisis lingkungan baik internal maupun eksternal.
Pembagian tugas (sesuai bidang keahliannya masing-masing)
Time schedule meliputi ( pendekatan parallel dan pendekatan serial)
2 Forecasting
Peramalan secara valid dan komprehensif
3 Information
Meliputi 5W + 1H (what, why, when, where, who dan how). Dengan metode tersebut akan dapat diketahui investor, kreditor dan manajemen.
4 Evaluation
Fungsi dari evaluasi ini yaitu untuk mengambil keputusan apakah akan dilanjutkan atau tidak dan melihat dampak atau resiko dari setiap keputusan. Serta dapat dianalisis apakah terjadi inflasi nilai uang.
Adapun tahapan membuat studi kelayakan yaitu :
Penemuan ide
Penelitian
Evaluasi
Membuat studi kelayakan
Master plan dan time schedule
Minggu, 07 Maret 2010
resume perkuliahan manajemen keuangan
18 februari 2010
Resume materi perkuliahan
Badan hukum :
• Perseorangan
• Firm merupakan badan hukum yang terdiri dari beberapa pemilik yang salah satu sebagai pengelola dan sebagian sebagai partner, contoh: kantor pengacara
• C.V merupakan persero komanditer (pemberi modal) dan persero komplementer (pengelola)
• PT merupakan badan hukum yang menunjukan modalnya berupa saham-saham yang dipegang oleh pemegang saham dan tanggung jawab pemegang saham sebatas jumlah atau nilai saham yang dimilikinya. PT ada dua jenis yaitu PT tertutup dan PT terbuka
• BHMN (Badan Hukum Milik Negara) merupakan status yang diberikan kepada perguruan tinggi negeri untuk menarik biaya pendidikan lebih banyak dari masyarakat dan dana yang lebih sedikit dari pemerintah.
• BHP (Badan Hukum Pendidikan) merupakan status yang diberikan kepada lembaga pendidikan yang berimplikasi lembaga pendidikan tersebut harus membayar pajak.
Tugas utama seorang manajer keuangan adalah mengupayakan uang itu selalu ada.
Sumber-sumber pembiayaan perusahaan
1 Modal pemilik
2 Kredit atau pinjaman
3 Keuntungan investasi
4 Lain-lain
Sumber-sumber pembiayaan sekolah
1 Peserta didik atau orang tua murid
2 BOS,BOP, BOMM
3 Sumbangan atau hibah atau grant
Mengelola keuangan atau menggunakan
1 Operasional
2 Investasi
3 Skala prioritas
Pengertian Akuntansi
Akuntansi ( transaksi keuangan) merupakan proses pencatatan kedalam jurnal (jurnal umum dank as),kemudian diklasifikasikan kedalam ledger atau buku besar, kemudian diringkas ke dalam neraca dan saldo untuk dibuat laporan keuangan dalam bentuk worksheet (pendapatan,laba rugi, neraca).
Saldo normal merupakaan saldo masing-masing perkiraan buku besar yang akan digunakan sebagai data dasar untuk menyususn atau membuat neraca lajur dalam rangka pelaporan keuangan.
04 maret 2010
Ada tiga tanggungjawab keuangan sekolah :
1 Pemerintah pusat dengan pemberian Bantuan Operasinol Sekolah (BOS) yang merata seluruh daerah per jumlah siswa.
Jumlah dana BOS sama =jumlah siswa x dana BOS /siswa
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara berasal dari sumber pajak, SDA, investasi, dan pinjaman luar negeri maupun subsidi / block grant.
2 Pemerintah daerah dengan pemberian dana Bantuan Operasional Pendidikan (BOP)atau Sekolah Bebas Biaya (SBB). Jumlah dananya bervariasi tergantung besarnya penghasilan asli daerah masing-masing. Anggaran pendapatan belanja daerah berasal dari pendapatan asli daerah, dana alokasi umum daan lain-lain.
3 Masyarakat (kalau swasta mungkin masih meminta biaya pendidikan pada murid berupa SPP atau UP maupun biaya peserta didik seperti seragam, buku, ATK, transportasi,dll.
Prinsip perolehan dana :
1 Prinsip keadilan maksudnya untuk ekonomi rendah maka bantuan lebih besar sedangkan untuk ekonomi tinggi bantuan kecil agar semua warga Negara bisa mengakses pandidikan maka muncul BOS.
• Ketentuan pemberian dana BOS :
o Jumlah disesuaikan dengan jumlah siswa
o Dana BOS persiswa sama di seluruh Indonesia
o Jika uang sekolah kurang dari jumlah uang BOS maka biaya pendidikan gratis.
o Jika uang sekolah sama dengan jumlah uang BOS maka biaya pendidikan juga gratis
o Jika uang sekolah lebih dari jumlah uang BOS maka orang tua siswa membayar uang sekolah stelah dikurangi dana BOS.
o Sekolah swasta atau madrasah boleh menolak dana BOS
2 Prinsip kecukupan yang ideal dimana dana yang diterima sama dengan biaya yang akan dikeluarkan. Tapi dalam kenyataan biasanya dana yang diterima kurang dari kebutuhan maka perlu diadakan skala prioritas dengan penghematan dan penghilangan salah satu program. Selain itu juga ada alokasi rigit dan dana juga sering terlambat.
3 Prinsip keberlanjutan antara program dan sarana. Program bisa terlaksana sesuai waktu yang direncanakan. Sedangkan sarana seperti perbaikan sekolah dapat dilakukan dengan penggunaan dana BOS maupun BOP.
Prinsip pengelolaan dana pendidikan :
1 Keadilan maksudnya alokasi dana kedaerah tidak sama dengan jumlah penduduk. Tapi berdasarkan jumlah dana alokasi umum dan dana alokasi khusus.
2 Efisiensi
3 Transparansi berupa laporan/ bukti fisik berupa foto maupun sarana
4 Akuntabilitas atau pertanggungjawaban berdasrkan alokasi dan besaran.
Resume materi perkuliahan
Badan hukum :
• Perseorangan
• Firm merupakan badan hukum yang terdiri dari beberapa pemilik yang salah satu sebagai pengelola dan sebagian sebagai partner, contoh: kantor pengacara
• C.V merupakan persero komanditer (pemberi modal) dan persero komplementer (pengelola)
• PT merupakan badan hukum yang menunjukan modalnya berupa saham-saham yang dipegang oleh pemegang saham dan tanggung jawab pemegang saham sebatas jumlah atau nilai saham yang dimilikinya. PT ada dua jenis yaitu PT tertutup dan PT terbuka
• BHMN (Badan Hukum Milik Negara) merupakan status yang diberikan kepada perguruan tinggi negeri untuk menarik biaya pendidikan lebih banyak dari masyarakat dan dana yang lebih sedikit dari pemerintah.
• BHP (Badan Hukum Pendidikan) merupakan status yang diberikan kepada lembaga pendidikan yang berimplikasi lembaga pendidikan tersebut harus membayar pajak.
Tugas utama seorang manajer keuangan adalah mengupayakan uang itu selalu ada.
Sumber-sumber pembiayaan perusahaan
1 Modal pemilik
2 Kredit atau pinjaman
3 Keuntungan investasi
4 Lain-lain
Sumber-sumber pembiayaan sekolah
1 Peserta didik atau orang tua murid
2 BOS,BOP, BOMM
3 Sumbangan atau hibah atau grant
Mengelola keuangan atau menggunakan
1 Operasional
2 Investasi
3 Skala prioritas
Pengertian Akuntansi
Akuntansi ( transaksi keuangan) merupakan proses pencatatan kedalam jurnal (jurnal umum dank as),kemudian diklasifikasikan kedalam ledger atau buku besar, kemudian diringkas ke dalam neraca dan saldo untuk dibuat laporan keuangan dalam bentuk worksheet (pendapatan,laba rugi, neraca).
Saldo normal merupakaan saldo masing-masing perkiraan buku besar yang akan digunakan sebagai data dasar untuk menyususn atau membuat neraca lajur dalam rangka pelaporan keuangan.
04 maret 2010
Ada tiga tanggungjawab keuangan sekolah :
1 Pemerintah pusat dengan pemberian Bantuan Operasinol Sekolah (BOS) yang merata seluruh daerah per jumlah siswa.
Jumlah dana BOS sama =jumlah siswa x dana BOS /siswa
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara berasal dari sumber pajak, SDA, investasi, dan pinjaman luar negeri maupun subsidi / block grant.
2 Pemerintah daerah dengan pemberian dana Bantuan Operasional Pendidikan (BOP)atau Sekolah Bebas Biaya (SBB). Jumlah dananya bervariasi tergantung besarnya penghasilan asli daerah masing-masing. Anggaran pendapatan belanja daerah berasal dari pendapatan asli daerah, dana alokasi umum daan lain-lain.
3 Masyarakat (kalau swasta mungkin masih meminta biaya pendidikan pada murid berupa SPP atau UP maupun biaya peserta didik seperti seragam, buku, ATK, transportasi,dll.
Prinsip perolehan dana :
1 Prinsip keadilan maksudnya untuk ekonomi rendah maka bantuan lebih besar sedangkan untuk ekonomi tinggi bantuan kecil agar semua warga Negara bisa mengakses pandidikan maka muncul BOS.
• Ketentuan pemberian dana BOS :
o Jumlah disesuaikan dengan jumlah siswa
o Dana BOS persiswa sama di seluruh Indonesia
o Jika uang sekolah kurang dari jumlah uang BOS maka biaya pendidikan gratis.
o Jika uang sekolah sama dengan jumlah uang BOS maka biaya pendidikan juga gratis
o Jika uang sekolah lebih dari jumlah uang BOS maka orang tua siswa membayar uang sekolah stelah dikurangi dana BOS.
o Sekolah swasta atau madrasah boleh menolak dana BOS
2 Prinsip kecukupan yang ideal dimana dana yang diterima sama dengan biaya yang akan dikeluarkan. Tapi dalam kenyataan biasanya dana yang diterima kurang dari kebutuhan maka perlu diadakan skala prioritas dengan penghematan dan penghilangan salah satu program. Selain itu juga ada alokasi rigit dan dana juga sering terlambat.
3 Prinsip keberlanjutan antara program dan sarana. Program bisa terlaksana sesuai waktu yang direncanakan. Sedangkan sarana seperti perbaikan sekolah dapat dilakukan dengan penggunaan dana BOS maupun BOP.
Prinsip pengelolaan dana pendidikan :
1 Keadilan maksudnya alokasi dana kedaerah tidak sama dengan jumlah penduduk. Tapi berdasarkan jumlah dana alokasi umum dan dana alokasi khusus.
2 Efisiensi
3 Transparansi berupa laporan/ bukti fisik berupa foto maupun sarana
4 Akuntabilitas atau pertanggungjawaban berdasrkan alokasi dan besaran.
laporan hasil observasi
Nama : HARYATI
NIM : 1445086128
Jurusan : Manajemen Pendidikan
Tugas : Manajemen Keuangan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektifitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah.
Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. Komponen keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan belajar-mengajar di sekolah bersama dengan komponen-komponen yang lain. Dengan kata lain setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya, baik itu disadari maupun yang tidak disadari. Komponen keuangan dan pembiayaan ini perlu dikelola sebaik-baiknya, agar dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Hal ini penting, terutama dalam rangka MBS, yang memberikan kewenangan kepada sekolah untuk mencari dan memanfaatkan berbagai sumber dana sesuai dengan kebutuhan masing-masing sekolah karena pada umumnya dunia pendidikan selalu dihadapkan pada masalah keterbatasan dana, apa lagi dalam kondisi krisis pada sekarang ini.
B. Identifikasi Masalah
1 Sumber-sumber keuangan sekolah
2 Perencanaan keuangan sekolah
3 Pengelolaan keuangan sekolah
4 Penyusunan dana BOS di sekolah
5 Komponen dana BOS
6 Pembuatan RAPBS
7 Komponen RAPBS
8 Sistem pertanggungjawaban keuangan sekolah
C. Perumusan Masalah
1 Darimana sumber keuangan sekolah tersebut?
2 Bagaimana pengelolaan keuangan sekolah tersebut?
3 Apa yang dimaksud dengan dana BOS?
4 Apa komponen dana BOS?
5 Bagaimana penyusunan RAPBS di sekolah tersebut?
6 Apa saja komponen dalam RAPBS?
7 Bagaimana pertanggung jawaban keuangan sekolah tersebut?
D. Pembatasan Masalah
Dalam makalah ini hanya akan membahas tentang sumber keuangan sekolah yang di observasi yaitu berupa dana BOS dan BOP serta bagaimana sekolah menyusun RAPBS termasuk komponen yang ada dalam dana BOS / BOP dan RAPBS.
E. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini yaitu bertujuan agar pembaca lebih mengetahui tentang manajemen keuangan sekolah (system akuntansi sekolah) dari perencanaan sampai pertanggungjawaban keuangan.
F. Manfaat Penulisan
Dengan pernyusunan makalah ini diharapkan menambah pengalaman para pembaca tentang manajemen keuangan sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Manajemen Keuangan Sekolah
• Komponen utama manajemen keuangan meliputi,
(1) prosedur anggaran;
(2) prosedur akuntansi keuangan;
(3) pembelajaran, pergudangan dan prosedur pendistribusian;
(4) prosedur investasi; dan
(5) prosedur pemeriksaan.
Dalam pelaksanaannya manajemen keuangan ini menganut azas pemisahan tugas antara fungsi otorisator, ordonator dan bendaharawan. Otorisator adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran. Ordonator adalah pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan berdasarkan otorisasi yang telah ditetapkan. Adapun bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakukan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga lainnya yang dapat dinilai dengan uang serta diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggungjawaban.Kepala sekolah dalam hal ini, sebagai manajer, berfungsi sebagai otorisator, dan dilimpahi fungsi ordonator untuk memerintahkan pembayaran. Namun, tidak dibenarkan melaksanakan fungsi bendaharawan karena berkewajiban melakukan pengawasan kedalam. Bendaharawan, disamping mempunyai fungsi-fungsi bendaharawan, juga dilimpahi fungsi ordonator untuk menguji hak atas pembayaran.
• Prinsip-prinsip Pengelolaan Keuangan Pendidikan
Penggunaan anggaran dan keuangan, dari sumber manapun, apakah itu dari pemerintah ataupun dari masyarakat perlu didasarkan prinsip-prinsip umum pengelolaan keuangan sebagai berikut:
1. Hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan
2. Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program/ kegiatan.
3. Terbuka dan transparan, dalam pengertian dari dan untuk apa keuangan lembaga tersebut perlu dicatat dan dipertanggung jawabkan serta disertai bukti penggunaannya.
4. Sedapat mungkin menggunakan kemampuan/ hasil produksi dalam negeri sejauh hal ini dimungkinkan
Rencana Anggaran Pendapatan Dan Belanja Sekolah
Implementasi prinsip-prinsip keuangan diatas pada pendidikan, khususnya dilingkungan sekolah dan keserasian antara pendidikan dalam keluarga, dalam sekolah, sekolah dan dalam masyarakat, maka untuk sumber dana sekolah, sekolah itu tidak hanya diperoleh dari anggaran dan fasilitas dari pemerintah atau penyandang dana tetap saja, tetapi dari sumber dan dari ketiga komponen di atas.Untuk itu disekolah sebenarnya juga perlu dibentuk organisasi orang tua siswa yang implementasinya dilakukan dengan membentuk komite sekolah. Komite tersebut beranggotakan wakil wali siswa, tokoh masyarakat, pengelola, wakil pemerintah dan wakil ilmuwan/ ulama diluar sekolah dan dapat juga memasukkan kalangan dunia usaha dan industri.Selanjutnya pihak sekolah bersama komite atau majelis sekolah pada setiap awal tahun anggaran perlu bersama-sama merumuskan RAPBS sebagai acuan bagi pengelola sekolah dalam melaksanakan manajemen keuangan yang baik.
2.2 Sumber Pendanaan Sekolah
Berdasarkan tuntutan kebutuhan di sekolah utamanya kebutuhan pengembangan pembelajaran yang sangat membutuhkan biaya yang relatif banyak, maka sumber pendapatan diupayakan dari berbagai pihak agar membantu penyelenggaraan pendidikan di sekolah, disamping sekolah perlu melakukan usaha mandiri yang bisa menghasilkan dana. Hal ini akan terwujud apabila menajemen sekolah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya di samping kreativitas sekolah juga menjadi andalan utama. Berbagai perkembangan yang ada di abad 21, (Garner,2004) mengungkapkan adanya pengaruh langsung maupun tidak langsung dalam meningkatkan perolehan keuangan sekolah, yaitu praktek pembukuan yang sesuai dengan akuntansi(accounting), sekolah yang memiliki piagam (charter schools), daya tarik sekolah(magnet school), privatisasi sekolah(the privatization of school), vouchers, sistem yang terbuka dalam mengelola sekolah ( open systems), dan manajemen berdasarkan kondisi riil sekolah.
Untuk itu sekolah perlu memenuhi poin-poin tersebut agar perolehan dana bisa lebih ditingkatkan. Hal ini terjadi karena masyarakat sangat mempercayai keunggulan sehingga mereka merasa respek terhadap lembaga pendidikan. Sumber-sumber pendapatan sekolah bisa berasal dari pemerintah, usaha mandiri sekolah , orang tua siswa, dunia usaha dan industri, sumber lain seperti hibah yang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku, yayasan penyelenggara pendidikan bagi lembaga pendidikan swasta, serta masyarakat luas. Berikut ini disajikan rincian masing-masing sumber pendapatan sekolah. Sumber keuangan dari pemerintah bisa berasal dari pemerintah pusat, pemerintah kabupaten/ kota. Sumber keuangan pendidikan yang berasal dari pemerintah pusat dialokasikan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sedangkan yang berasal dari pemerintah kabupaten dan kota dialokasikan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah(APBD). Selanjutnya melalui kebijakan pemerintah yang ada, di tahun 2007 di dalam pengelolaan keuangan dikenal sumber anggaran yang disebut Dana Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). DIPA meliputi Administrasi Umum, yaitu alokasi dari Pemerintah yang bersumber APBN penerimaan dari pajak , dan Penerimaan Negara Bukan Pajak(PNBP) yang bersumber dari dana masyarakat
Beberapa kegiatan yang merupakan usaha mandiri sekolah yang bisa menghasilkan pendapatan sekolah antara lain :
(1) pengelolaan kantin sekolah,
(2) pengelolaan koperasi sekolah,
(3) pengelolaan wartel,
(4) pengelolaan jasa antar jemput siswa,
(5) panen kebun sekolah,
(6) kegiatan yang menarik sehingga ada sponsor yang memberi dana,
(7) kegiatan seminar/ pelatihan/ lokakarya dengan dana dari peserta yang bisa disisihkan sisa anggarannya untuk sekolah,
(8) penyelenggaraan lomba kesenian dengan biaya dari peserta atau perusahaan yang sebagian dana bisa disisihkan untuk sekolah.
2. 2 Pengertian Dana BOS
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari pemerintah pusat tidak dimaksudkan untuk menggratiskan biaya pendidikan tetapi bantuan untuk mendukung penuntasan wajib belajar (wajar) sembilan tahun tingkat SD dan SMP.“BOS sebenarnya merupakan stimulan untuk mendorong daerah untuk ikut mengalokasikan dana bagi pelaksanaan pendidikan gratis sepenuhnya. pendidikan gratis yang dimaksud oleh pemerintah memiliki makna terbatas, dan tidak sama dengan gratis yang dipersepsikan masyarakat selama ini. Padahal BOS yang diberikan gratis hanya mencakup operasional saja.Tentang pendidikan gratis, beberapa provinsi menanggapi program BOS secara positif dengan mengalokasikan dana APBD sehingga pendidikan gratis dapat dilaksanakan secara penuh di daerah tersebut.
Adapun komponen penggunaan dana BOS :
1. Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka Penerimaan Siswa Baru
2. Pembelian buku referensi untuk dikoleksi di perpustakaan.
3. Pembelian buku teks pelajaran untuk dikoleksi di perpustakaan
4. Membiayai kegiatan pembelajaran remedial, pembelajaran pengayaan, olah raga,
kesenian,
5. Membiayai ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah dan laporan
hasil belajar siswa
6. Membeli bahan-bahan habis pakai
7. Membayar langganan daya dan jasa
8. Membayar biaya perawatan sekolah
9. Membayar honorarium bulanan guru honorer dan tenaga kependidikan honorer.
10. Memberi bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin yang menghadapi masalah biaya transport dari dan ke sekolah
11. Membiayai kegiatan dalam kaitan dengan pengelolaan BOS,
13. Pembelian personal komputer untuk kegiatan belajar siswa, maksimum 1 set untuk SD dan 2 set untuk SMP.
14. Bila seluruh komponen 1 s.d. 13 di atas telah terpenuhi pendanaannya dari BOS dan masih terdapat sisa dana maka sisa dana BOS tersebut dapat digunakan untuk membeli alat peraga, media pembelajaran, mesin ketik, dan mebeler sekolah.
2. 3 Pengertian RAPBS
Anggaran adalah rencana yang diformulasikan dalam bentuk rupiah dalam jangka waktu atau periode tertentu, serta alokasi sumber-sumber kepada setiap bagian kegiatan. Anggaran memiliki peran penting didalam perencanaan, pengendalian dan evaluasi kegiatan yang dilakukan sekolah. Maka seorang penanggung jawab program kegiatan disekolah harus mencatat anggaran serta melaporkan realisasinya sehingga dapat dibandingkan selisih antara anggaran dengan pelaksanaan sertamelakukan tindak lanjut untuk perbaikan.
Ada dua bagian pokok anggaran yang harus diperhatikan dalam penyusunan RAPBS, yaitu:
a. Rencana sumber atau target penerimaan/ pendapatan dalam satu tahun yang bersangkutan, termasuk didalamnya keuangan bersumber dari:
a).kontribusi orang tua siswa,
b).sumbangan dari individu atau organisasi,
c).sumbangan dari pemerintah,
d).dari hasil usaha
b. Rencana penggunaan keuangan dalam satu tahun yang bersangkutan, semua penggunaan keuangan sekolah dalam satu tahun anggaran perlu direncanakan dengan baik agar kehidupan sekolah dapat berjalan dengan baik.
2.4 Pertanggung jawaban Keuangan Sekolah
Semua pengeluaran keuangan sekolah dari sumber manapun harus dipertanggung jawabkan, hal tersebut merupakan bentuk transparansi dalam pengelolaan keuangan. Namun demikian prinsip transparansi dan kejujuran dalam pertanggung jawaban tersebut harus tetap dijunjung tinggi. Dalam kaitan dengan pengelolaan keuangan tersebut, yang perlu diperhatikan oleh bendaharawan adalah:
1. Pada setiap akhir tahun anggaran, bendara harus membuat laporan keuangan kepada komite sekolah untuk dicocokkan dengan RAPBS
2. laporan keuangan tersebut harus dilampiri bukti-bukti pengeluaran yang ada
3. kwitansi atau bukti-bukti pembelian atau bukti penerimaan dan bukti pengeluaran lain
4. neraca keuangan juga harus ditunjukkan untuk diperiksa oleh tim pertanggung jawaban keuangan dari komite sekolah.
BAB III
HASIL OBSERVASI
Profil sekolah
Nama Sekolah : SDN 07 Pagi Rawamangun
Alamat : Jl. H. Ten, Rawasari
Rawamangun, Jakarta Timur
Kepala Sekolah : Drs. Sakim
No.Telp :
Daftar Pertanyaan Observasi
1. Sebutkan sumber-sumber keuangan disekolah ini?
2. Sebutkan pos-pos pengeluaran sekolah?
3. Bagaimana proses pengelolaan keuangan disekolah ini?
4. Bagaimana proses perencanaan keuangan sekolah ini?
5. Sebutkan komponen-komponen dalam anggaran BOS?
6. Bagaimana prosedur penyusunan anggaran BOS?
7. Bagaimana cara menyusun anggaran BOS?
8. Apa yang dimaksud dengan RAPBS?
9. Sebutkan komponen RAPBS?
10. Bagaiman prosedur penyusunan RAPBS?
11. Bagaiman prosedur pertanggung jawaban keuangan sekolah ini?
Hasil Observasi Manajemen Keuangan di SDN 07 pagi Rawamangun
Berdasrkan observasi yang saya lakukan di SDN 07 pagi Rawamangun, data yang saya dapatkan yaitu sebagai berikut :
Sumber keuangan SDN 07 Pagi diperoleh dari pemerintah pusat yang tercantum dalam APBN berupa dana BOS (bantuan operasional sekolah) dan dari pemerintah daerah dalam APBD berupa dana BOP (bantuan operasional pendidikan). Menurut bapak Kepala Sekolah dengan adanya BOS dan BOP sangat meringankan pihak orang tua dalam hal pembiayaan pendidikan program otonomi daerah dan otonomi sekolah dimana tujuan dari otonomi ini adalah agar sekolah bisa lebih mandiri dan mampu mengembangkan potensi yang ada di sekolahnya.
Dana BOS dan BOP tidak digunakan untuk pembiayaan kegiatan yang sama seperti sama-sama buat membeli buku, apabila hal ini terjadi maka akan terjadi pemenuhan kebutuhan yang lain tidak maksimal. Kebutuhan lain jadi terabaikan.
Penggunaan dana BOS atau BOP akan maksimal tergantung pada pemenuhan seluruh kebutuhan sekolah. Oleh karena itu dalam perencanaan anggaran dana BOS atau BOP dilakukan musyawarah dengan guru dan kepala sekolah. Musyawarah ini bertujuan untuk menyusun Perencanaan Anggaran Pengeluaran Belanja Sekolah (RAPBS). Dalam musyawarah tersebut guru bisa mengajukan pendapat dan saran karena guru yang lebih tahu kebutuhan peserta didik. Selain itu dalam perencanaan juga melihat data evaluasi perencanaan sebelumnya, dengan begitu apabila dalam perencanaan sebelumnya terdapat kesalahan atau dalam pelaksanaan perencanaan ada yang tidak sesuai maka dalam perencanaan yang baru akan dibuat perbaikan demi tercapainya tujuan pendidikan.
Adapun pos-pos dana BOS dan BOP yaitu sebagai berikut:
• Pembayaran guru honorer
• Foto copy
• Pembelian alat peraga
• ATK (Alat Tulis Kantor)
• Biaya cetak atau pembelian buku
• Perawatan gedung
• Konsumsi bila ada kegiatan penyusunan program yang membutuhkan waktu lama.
Dalam RAPBS terdapat beberapa komponan yang harus diperhatikan yaitu
a) Menginventarisasi rencana yang akan dilaksanakan
b) Menyusun rencana berdasarkan skala prioritas pelaksanaannya
c) Menentukan program kerja dan rincian program
d) Menetapkan kebutuhan untuk pelaksanaan rincian program
e) Menghitung dana yang dibutuhkan
f) Menentukan sumber dana untuk membiayai rencana
Dalam hal pertanggungjawaban keuangan sekolah dilakukan oleh Kepala Sekolah dibantu oleh bendahara sekolah. Bendahara membuat laporan keuangan kemudian disahkan oleh kepala sekolah, kepala sekolah kemudian mempertanggungjawabkan pada Dinas Pendidikan Daerah. Adanya BOS dan BOP , kegiatan pertanggungjawaban keuangan menjadi rumit karena hal itu mengharuskan sekolah memperkerjakan pegawai TU ( tata usaha) untuk menyusun laporan keuangan membantu bendahara sekolah. Sebelum adanya BOS atau BOP pertanggungjawaban sekolah hanya pada orang tua murid.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. Sumber-sumber pendapatan sekolah bisa berasal dari pemerintah, usaha mandiri sekolah , orang tua siswa, dunia usaha dan industri, sumber lain seperti hibah yang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku, yayasan penyelenggara pendidikan bagi lembaga pendidikan swasta, serta masyarakat luas.
Saat sekarang ini sumber pendapatan dari pemerintah berupa dana BOS maupun BOP.Dana BOS bertujuan agar sekolah lebh mandiri dan bisa mengembangkan potensi yang ada pada sekolahnya. Selain itu dalam perencanaan penggunaan dana BOS perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Rencana sumber atau target penerimaan/ pendapatan dalam satu tahun yang bersangkutan, termasuk didalamnya keuangan bersumber dari:
a).kontribusi orang tua siswa,
b).sumbangan dari individu atau organisasi,
c).sumbangan dari pemerintah,
d).dari hasil usaha
b. Rencana penggunaan keuangan dalam satu tahun yang bersangkutan, semua penggunaan keuangan sekolah dalam satu tahun anggaran perlu direncanakan dengan baik agar kehidupan sekolah dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Umaedi. 1999. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta : Depdiknas.
Buku Panduan Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Departemen Pendidikan Nasional – Departemen Agama, 2006.
NIM : 1445086128
Jurusan : Manajemen Pendidikan
Tugas : Manajemen Keuangan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektifitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah.
Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. Komponen keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan belajar-mengajar di sekolah bersama dengan komponen-komponen yang lain. Dengan kata lain setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya, baik itu disadari maupun yang tidak disadari. Komponen keuangan dan pembiayaan ini perlu dikelola sebaik-baiknya, agar dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Hal ini penting, terutama dalam rangka MBS, yang memberikan kewenangan kepada sekolah untuk mencari dan memanfaatkan berbagai sumber dana sesuai dengan kebutuhan masing-masing sekolah karena pada umumnya dunia pendidikan selalu dihadapkan pada masalah keterbatasan dana, apa lagi dalam kondisi krisis pada sekarang ini.
B. Identifikasi Masalah
1 Sumber-sumber keuangan sekolah
2 Perencanaan keuangan sekolah
3 Pengelolaan keuangan sekolah
4 Penyusunan dana BOS di sekolah
5 Komponen dana BOS
6 Pembuatan RAPBS
7 Komponen RAPBS
8 Sistem pertanggungjawaban keuangan sekolah
C. Perumusan Masalah
1 Darimana sumber keuangan sekolah tersebut?
2 Bagaimana pengelolaan keuangan sekolah tersebut?
3 Apa yang dimaksud dengan dana BOS?
4 Apa komponen dana BOS?
5 Bagaimana penyusunan RAPBS di sekolah tersebut?
6 Apa saja komponen dalam RAPBS?
7 Bagaimana pertanggung jawaban keuangan sekolah tersebut?
D. Pembatasan Masalah
Dalam makalah ini hanya akan membahas tentang sumber keuangan sekolah yang di observasi yaitu berupa dana BOS dan BOP serta bagaimana sekolah menyusun RAPBS termasuk komponen yang ada dalam dana BOS / BOP dan RAPBS.
E. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini yaitu bertujuan agar pembaca lebih mengetahui tentang manajemen keuangan sekolah (system akuntansi sekolah) dari perencanaan sampai pertanggungjawaban keuangan.
F. Manfaat Penulisan
Dengan pernyusunan makalah ini diharapkan menambah pengalaman para pembaca tentang manajemen keuangan sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Manajemen Keuangan Sekolah
• Komponen utama manajemen keuangan meliputi,
(1) prosedur anggaran;
(2) prosedur akuntansi keuangan;
(3) pembelajaran, pergudangan dan prosedur pendistribusian;
(4) prosedur investasi; dan
(5) prosedur pemeriksaan.
Dalam pelaksanaannya manajemen keuangan ini menganut azas pemisahan tugas antara fungsi otorisator, ordonator dan bendaharawan. Otorisator adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran. Ordonator adalah pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan berdasarkan otorisasi yang telah ditetapkan. Adapun bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakukan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga lainnya yang dapat dinilai dengan uang serta diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggungjawaban.Kepala sekolah dalam hal ini, sebagai manajer, berfungsi sebagai otorisator, dan dilimpahi fungsi ordonator untuk memerintahkan pembayaran. Namun, tidak dibenarkan melaksanakan fungsi bendaharawan karena berkewajiban melakukan pengawasan kedalam. Bendaharawan, disamping mempunyai fungsi-fungsi bendaharawan, juga dilimpahi fungsi ordonator untuk menguji hak atas pembayaran.
• Prinsip-prinsip Pengelolaan Keuangan Pendidikan
Penggunaan anggaran dan keuangan, dari sumber manapun, apakah itu dari pemerintah ataupun dari masyarakat perlu didasarkan prinsip-prinsip umum pengelolaan keuangan sebagai berikut:
1. Hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan
2. Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program/ kegiatan.
3. Terbuka dan transparan, dalam pengertian dari dan untuk apa keuangan lembaga tersebut perlu dicatat dan dipertanggung jawabkan serta disertai bukti penggunaannya.
4. Sedapat mungkin menggunakan kemampuan/ hasil produksi dalam negeri sejauh hal ini dimungkinkan
Rencana Anggaran Pendapatan Dan Belanja Sekolah
Implementasi prinsip-prinsip keuangan diatas pada pendidikan, khususnya dilingkungan sekolah dan keserasian antara pendidikan dalam keluarga, dalam sekolah, sekolah dan dalam masyarakat, maka untuk sumber dana sekolah, sekolah itu tidak hanya diperoleh dari anggaran dan fasilitas dari pemerintah atau penyandang dana tetap saja, tetapi dari sumber dan dari ketiga komponen di atas.Untuk itu disekolah sebenarnya juga perlu dibentuk organisasi orang tua siswa yang implementasinya dilakukan dengan membentuk komite sekolah. Komite tersebut beranggotakan wakil wali siswa, tokoh masyarakat, pengelola, wakil pemerintah dan wakil ilmuwan/ ulama diluar sekolah dan dapat juga memasukkan kalangan dunia usaha dan industri.Selanjutnya pihak sekolah bersama komite atau majelis sekolah pada setiap awal tahun anggaran perlu bersama-sama merumuskan RAPBS sebagai acuan bagi pengelola sekolah dalam melaksanakan manajemen keuangan yang baik.
2.2 Sumber Pendanaan Sekolah
Berdasarkan tuntutan kebutuhan di sekolah utamanya kebutuhan pengembangan pembelajaran yang sangat membutuhkan biaya yang relatif banyak, maka sumber pendapatan diupayakan dari berbagai pihak agar membantu penyelenggaraan pendidikan di sekolah, disamping sekolah perlu melakukan usaha mandiri yang bisa menghasilkan dana. Hal ini akan terwujud apabila menajemen sekolah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya di samping kreativitas sekolah juga menjadi andalan utama. Berbagai perkembangan yang ada di abad 21, (Garner,2004) mengungkapkan adanya pengaruh langsung maupun tidak langsung dalam meningkatkan perolehan keuangan sekolah, yaitu praktek pembukuan yang sesuai dengan akuntansi(accounting), sekolah yang memiliki piagam (charter schools), daya tarik sekolah(magnet school), privatisasi sekolah(the privatization of school), vouchers, sistem yang terbuka dalam mengelola sekolah ( open systems), dan manajemen berdasarkan kondisi riil sekolah.
Untuk itu sekolah perlu memenuhi poin-poin tersebut agar perolehan dana bisa lebih ditingkatkan. Hal ini terjadi karena masyarakat sangat mempercayai keunggulan sehingga mereka merasa respek terhadap lembaga pendidikan. Sumber-sumber pendapatan sekolah bisa berasal dari pemerintah, usaha mandiri sekolah , orang tua siswa, dunia usaha dan industri, sumber lain seperti hibah yang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku, yayasan penyelenggara pendidikan bagi lembaga pendidikan swasta, serta masyarakat luas. Berikut ini disajikan rincian masing-masing sumber pendapatan sekolah. Sumber keuangan dari pemerintah bisa berasal dari pemerintah pusat, pemerintah kabupaten/ kota. Sumber keuangan pendidikan yang berasal dari pemerintah pusat dialokasikan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sedangkan yang berasal dari pemerintah kabupaten dan kota dialokasikan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah(APBD). Selanjutnya melalui kebijakan pemerintah yang ada, di tahun 2007 di dalam pengelolaan keuangan dikenal sumber anggaran yang disebut Dana Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). DIPA meliputi Administrasi Umum, yaitu alokasi dari Pemerintah yang bersumber APBN penerimaan dari pajak , dan Penerimaan Negara Bukan Pajak(PNBP) yang bersumber dari dana masyarakat
Beberapa kegiatan yang merupakan usaha mandiri sekolah yang bisa menghasilkan pendapatan sekolah antara lain :
(1) pengelolaan kantin sekolah,
(2) pengelolaan koperasi sekolah,
(3) pengelolaan wartel,
(4) pengelolaan jasa antar jemput siswa,
(5) panen kebun sekolah,
(6) kegiatan yang menarik sehingga ada sponsor yang memberi dana,
(7) kegiatan seminar/ pelatihan/ lokakarya dengan dana dari peserta yang bisa disisihkan sisa anggarannya untuk sekolah,
(8) penyelenggaraan lomba kesenian dengan biaya dari peserta atau perusahaan yang sebagian dana bisa disisihkan untuk sekolah.
2. 2 Pengertian Dana BOS
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari pemerintah pusat tidak dimaksudkan untuk menggratiskan biaya pendidikan tetapi bantuan untuk mendukung penuntasan wajib belajar (wajar) sembilan tahun tingkat SD dan SMP.“BOS sebenarnya merupakan stimulan untuk mendorong daerah untuk ikut mengalokasikan dana bagi pelaksanaan pendidikan gratis sepenuhnya. pendidikan gratis yang dimaksud oleh pemerintah memiliki makna terbatas, dan tidak sama dengan gratis yang dipersepsikan masyarakat selama ini. Padahal BOS yang diberikan gratis hanya mencakup operasional saja.Tentang pendidikan gratis, beberapa provinsi menanggapi program BOS secara positif dengan mengalokasikan dana APBD sehingga pendidikan gratis dapat dilaksanakan secara penuh di daerah tersebut.
Adapun komponen penggunaan dana BOS :
1. Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka Penerimaan Siswa Baru
2. Pembelian buku referensi untuk dikoleksi di perpustakaan.
3. Pembelian buku teks pelajaran untuk dikoleksi di perpustakaan
4. Membiayai kegiatan pembelajaran remedial, pembelajaran pengayaan, olah raga,
kesenian,
5. Membiayai ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah dan laporan
hasil belajar siswa
6. Membeli bahan-bahan habis pakai
7. Membayar langganan daya dan jasa
8. Membayar biaya perawatan sekolah
9. Membayar honorarium bulanan guru honorer dan tenaga kependidikan honorer.
10. Memberi bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin yang menghadapi masalah biaya transport dari dan ke sekolah
11. Membiayai kegiatan dalam kaitan dengan pengelolaan BOS,
13. Pembelian personal komputer untuk kegiatan belajar siswa, maksimum 1 set untuk SD dan 2 set untuk SMP.
14. Bila seluruh komponen 1 s.d. 13 di atas telah terpenuhi pendanaannya dari BOS dan masih terdapat sisa dana maka sisa dana BOS tersebut dapat digunakan untuk membeli alat peraga, media pembelajaran, mesin ketik, dan mebeler sekolah.
2. 3 Pengertian RAPBS
Anggaran adalah rencana yang diformulasikan dalam bentuk rupiah dalam jangka waktu atau periode tertentu, serta alokasi sumber-sumber kepada setiap bagian kegiatan. Anggaran memiliki peran penting didalam perencanaan, pengendalian dan evaluasi kegiatan yang dilakukan sekolah. Maka seorang penanggung jawab program kegiatan disekolah harus mencatat anggaran serta melaporkan realisasinya sehingga dapat dibandingkan selisih antara anggaran dengan pelaksanaan sertamelakukan tindak lanjut untuk perbaikan.
Ada dua bagian pokok anggaran yang harus diperhatikan dalam penyusunan RAPBS, yaitu:
a. Rencana sumber atau target penerimaan/ pendapatan dalam satu tahun yang bersangkutan, termasuk didalamnya keuangan bersumber dari:
a).kontribusi orang tua siswa,
b).sumbangan dari individu atau organisasi,
c).sumbangan dari pemerintah,
d).dari hasil usaha
b. Rencana penggunaan keuangan dalam satu tahun yang bersangkutan, semua penggunaan keuangan sekolah dalam satu tahun anggaran perlu direncanakan dengan baik agar kehidupan sekolah dapat berjalan dengan baik.
2.4 Pertanggung jawaban Keuangan Sekolah
Semua pengeluaran keuangan sekolah dari sumber manapun harus dipertanggung jawabkan, hal tersebut merupakan bentuk transparansi dalam pengelolaan keuangan. Namun demikian prinsip transparansi dan kejujuran dalam pertanggung jawaban tersebut harus tetap dijunjung tinggi. Dalam kaitan dengan pengelolaan keuangan tersebut, yang perlu diperhatikan oleh bendaharawan adalah:
1. Pada setiap akhir tahun anggaran, bendara harus membuat laporan keuangan kepada komite sekolah untuk dicocokkan dengan RAPBS
2. laporan keuangan tersebut harus dilampiri bukti-bukti pengeluaran yang ada
3. kwitansi atau bukti-bukti pembelian atau bukti penerimaan dan bukti pengeluaran lain
4. neraca keuangan juga harus ditunjukkan untuk diperiksa oleh tim pertanggung jawaban keuangan dari komite sekolah.
BAB III
HASIL OBSERVASI
Profil sekolah
Nama Sekolah : SDN 07 Pagi Rawamangun
Alamat : Jl. H. Ten, Rawasari
Rawamangun, Jakarta Timur
Kepala Sekolah : Drs. Sakim
No.Telp :
Daftar Pertanyaan Observasi
1. Sebutkan sumber-sumber keuangan disekolah ini?
2. Sebutkan pos-pos pengeluaran sekolah?
3. Bagaimana proses pengelolaan keuangan disekolah ini?
4. Bagaimana proses perencanaan keuangan sekolah ini?
5. Sebutkan komponen-komponen dalam anggaran BOS?
6. Bagaimana prosedur penyusunan anggaran BOS?
7. Bagaimana cara menyusun anggaran BOS?
8. Apa yang dimaksud dengan RAPBS?
9. Sebutkan komponen RAPBS?
10. Bagaiman prosedur penyusunan RAPBS?
11. Bagaiman prosedur pertanggung jawaban keuangan sekolah ini?
Hasil Observasi Manajemen Keuangan di SDN 07 pagi Rawamangun
Berdasrkan observasi yang saya lakukan di SDN 07 pagi Rawamangun, data yang saya dapatkan yaitu sebagai berikut :
Sumber keuangan SDN 07 Pagi diperoleh dari pemerintah pusat yang tercantum dalam APBN berupa dana BOS (bantuan operasional sekolah) dan dari pemerintah daerah dalam APBD berupa dana BOP (bantuan operasional pendidikan). Menurut bapak Kepala Sekolah dengan adanya BOS dan BOP sangat meringankan pihak orang tua dalam hal pembiayaan pendidikan program otonomi daerah dan otonomi sekolah dimana tujuan dari otonomi ini adalah agar sekolah bisa lebih mandiri dan mampu mengembangkan potensi yang ada di sekolahnya.
Dana BOS dan BOP tidak digunakan untuk pembiayaan kegiatan yang sama seperti sama-sama buat membeli buku, apabila hal ini terjadi maka akan terjadi pemenuhan kebutuhan yang lain tidak maksimal. Kebutuhan lain jadi terabaikan.
Penggunaan dana BOS atau BOP akan maksimal tergantung pada pemenuhan seluruh kebutuhan sekolah. Oleh karena itu dalam perencanaan anggaran dana BOS atau BOP dilakukan musyawarah dengan guru dan kepala sekolah. Musyawarah ini bertujuan untuk menyusun Perencanaan Anggaran Pengeluaran Belanja Sekolah (RAPBS). Dalam musyawarah tersebut guru bisa mengajukan pendapat dan saran karena guru yang lebih tahu kebutuhan peserta didik. Selain itu dalam perencanaan juga melihat data evaluasi perencanaan sebelumnya, dengan begitu apabila dalam perencanaan sebelumnya terdapat kesalahan atau dalam pelaksanaan perencanaan ada yang tidak sesuai maka dalam perencanaan yang baru akan dibuat perbaikan demi tercapainya tujuan pendidikan.
Adapun pos-pos dana BOS dan BOP yaitu sebagai berikut:
• Pembayaran guru honorer
• Foto copy
• Pembelian alat peraga
• ATK (Alat Tulis Kantor)
• Biaya cetak atau pembelian buku
• Perawatan gedung
• Konsumsi bila ada kegiatan penyusunan program yang membutuhkan waktu lama.
Dalam RAPBS terdapat beberapa komponan yang harus diperhatikan yaitu
a) Menginventarisasi rencana yang akan dilaksanakan
b) Menyusun rencana berdasarkan skala prioritas pelaksanaannya
c) Menentukan program kerja dan rincian program
d) Menetapkan kebutuhan untuk pelaksanaan rincian program
e) Menghitung dana yang dibutuhkan
f) Menentukan sumber dana untuk membiayai rencana
Dalam hal pertanggungjawaban keuangan sekolah dilakukan oleh Kepala Sekolah dibantu oleh bendahara sekolah. Bendahara membuat laporan keuangan kemudian disahkan oleh kepala sekolah, kepala sekolah kemudian mempertanggungjawabkan pada Dinas Pendidikan Daerah. Adanya BOS dan BOP , kegiatan pertanggungjawaban keuangan menjadi rumit karena hal itu mengharuskan sekolah memperkerjakan pegawai TU ( tata usaha) untuk menyusun laporan keuangan membantu bendahara sekolah. Sebelum adanya BOS atau BOP pertanggungjawaban sekolah hanya pada orang tua murid.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. Sumber-sumber pendapatan sekolah bisa berasal dari pemerintah, usaha mandiri sekolah , orang tua siswa, dunia usaha dan industri, sumber lain seperti hibah yang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku, yayasan penyelenggara pendidikan bagi lembaga pendidikan swasta, serta masyarakat luas.
Saat sekarang ini sumber pendapatan dari pemerintah berupa dana BOS maupun BOP.Dana BOS bertujuan agar sekolah lebh mandiri dan bisa mengembangkan potensi yang ada pada sekolahnya. Selain itu dalam perencanaan penggunaan dana BOS perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Rencana sumber atau target penerimaan/ pendapatan dalam satu tahun yang bersangkutan, termasuk didalamnya keuangan bersumber dari:
a).kontribusi orang tua siswa,
b).sumbangan dari individu atau organisasi,
c).sumbangan dari pemerintah,
d).dari hasil usaha
b. Rencana penggunaan keuangan dalam satu tahun yang bersangkutan, semua penggunaan keuangan sekolah dalam satu tahun anggaran perlu direncanakan dengan baik agar kehidupan sekolah dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Umaedi. 1999. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta : Depdiknas.
Buku Panduan Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Departemen Pendidikan Nasional – Departemen Agama, 2006.
Rabu, 03 Maret 2010
hasil observasi
Nama : Haryati
NIM : 1445086128
Jurusan : Manajemen Pendidikan
Tugas : Observasi Manajemen Keuangan Sekolah
Profil sekolah
Nama Sekolah : SDN 07 Pagi Rawamangun
Alamat : Jl. H. Ten, Rawasari
Rawamangun, Jakarta Timur
Kepala Sekolah : Drs. Sakim
No.Telp : 081310314758
Daftar Pertanyaan Observasi
1. Sebutkan sumber-sumber keuangan disekolah ini?
2. Sebutkan pos-pos pengeluaran sekolah?
3. Bagaimana proses pengelolaan keuangan disekolah ini?
4. Bagaimana proses perencanaan keuangan sekolah ini?
5. Sebutkan komponen-komponen dalam anggaran BOS?
6. Bagaimana prosedur penyusunan anggaran BOS?
7. Bagaimana cara menyusun anggaran BOS?
8. Apa yang dimaksud dengan RAPBS?
9. Sebutkan komponen RAPBS?
10. Bagaiman prosedur penyusunan RAPBS?
11. Bagaiman prosedur pertanggung jawaban keuangan sekolah ini?
Hasil Observasi Manajemen Keuangan di SDN 07 pagi Rawamangun
Berdasrkan observasi yang saya lakukan di SDN 07 pagi Rawamangun, data yang saya dapatkan yaitu sebagai berikut :
Sumber keuangan SDN 07 Pagi diperoleh dari pemerintah pusat yang tercantum dalam APBN berupa dana BOS (bantuan operasional sekolah) dan dari pemerintah daerah dalam APBD berupa dana BOP (bantuan operasional pendidikan). Menurut bapak Kepala Sekolah dengan adanya BOS dan BOP sangat meringankan pihak orang tua dalam hal pembiayaan pendidikan program otonomi daerah dan otonomi sekolah dimana tujuan dari otonomi ini adalah agar sekolah bisa lebih mandiri dan mampu mengembangkan potensi yang ada di sekolahnya.
Dana BOS dan BOP tidak digunakan untuk pembiayaan kegiatan yang sama seperti sama-sama buat membeli buku, apabila hal ini terjadi maka akan terjadi pemenuhan kebutuhan yang lain tidak maksimal. Kebutuhan lain jadi terabaikan.
Penggunaan dana BOS atau BOP akan maksimal tergantung pada pemenuhan seluruh kebutuhan sekolah. Oleh karena itu dalam perencanaan anggaran dana BOS atau BOP dilakukan musyawarah dengan guru dan kepala sekolah. Musyawarah ini bertujuan untuk menyusun Perencanaan Anggaran Pengeluaran Belanja Sekolah (RAPBS). Dalam musyawarah tersebut guru bisa mengajukan pendapat dan saran karena guru yang lebih tahu kebutuhan peserta didik. Selain itu dalam perencanaan juga melihat data evaluasi perencanaan sebelumnya, dengan begitu apabila dalam perencanaan sebelumnya terdapat kesalahan atau dalam pelaksanaan perencanaan ada yang tidak sesuai maka dalam perencanaan yang baru akan dibuat perbaikan demi tercapainya tujuan pendidikan.
Adapun pos-pos dana BOS dan BOP yaitu sebagai berikut:
• Pembayaran guru honorer
• Foto copy
• Pembelian alat peraga
• ATK (Alat Tulis Kantor)
• Biaya cetak atau pembelian buku
• Perawatan gedung
• Konsumsi bila ada kegiatan penyusunan program yang membutuhkan waktu lama.
Dalam RAPBS terdapat beberapa komponan yang harus diperhatikan yaitu
• Janis kegiatan
Kegiatan apa yang akan dilaksanakan
• Biaya yang diperlukan dalam pengadaan kegiatan
Dalam hal pertanggungjawaban keuangan sekolah dilakukan oleh Kepala Sekolah dibantu oleh bendahara sekolah. Bendahara membuat laporan keuangan kemudian disahkan oleh kepala sekolah, kepala sekolah kemudian mempertanggungjawabkan pada Dinas Pendidikan Daerah. Adanya BOS dan BOP , kegiatan pertanggungjawaban keuangan menjadi rumit karena hal itu mengharuskan sekolah memperkerjakan pegawai TU ( tata usaha) untuk menyusun laporan keuangan membantu bendahara sekolah. Sebelum adanya BOS atau BOP pertanggungjawaban sekolah hanya pada orang tua murid.
NIM : 1445086128
Jurusan : Manajemen Pendidikan
Tugas : Observasi Manajemen Keuangan Sekolah
Profil sekolah
Nama Sekolah : SDN 07 Pagi Rawamangun
Alamat : Jl. H. Ten, Rawasari
Rawamangun, Jakarta Timur
Kepala Sekolah : Drs. Sakim
No.Telp : 081310314758
Daftar Pertanyaan Observasi
1. Sebutkan sumber-sumber keuangan disekolah ini?
2. Sebutkan pos-pos pengeluaran sekolah?
3. Bagaimana proses pengelolaan keuangan disekolah ini?
4. Bagaimana proses perencanaan keuangan sekolah ini?
5. Sebutkan komponen-komponen dalam anggaran BOS?
6. Bagaimana prosedur penyusunan anggaran BOS?
7. Bagaimana cara menyusun anggaran BOS?
8. Apa yang dimaksud dengan RAPBS?
9. Sebutkan komponen RAPBS?
10. Bagaiman prosedur penyusunan RAPBS?
11. Bagaiman prosedur pertanggung jawaban keuangan sekolah ini?
Hasil Observasi Manajemen Keuangan di SDN 07 pagi Rawamangun
Berdasrkan observasi yang saya lakukan di SDN 07 pagi Rawamangun, data yang saya dapatkan yaitu sebagai berikut :
Sumber keuangan SDN 07 Pagi diperoleh dari pemerintah pusat yang tercantum dalam APBN berupa dana BOS (bantuan operasional sekolah) dan dari pemerintah daerah dalam APBD berupa dana BOP (bantuan operasional pendidikan). Menurut bapak Kepala Sekolah dengan adanya BOS dan BOP sangat meringankan pihak orang tua dalam hal pembiayaan pendidikan program otonomi daerah dan otonomi sekolah dimana tujuan dari otonomi ini adalah agar sekolah bisa lebih mandiri dan mampu mengembangkan potensi yang ada di sekolahnya.
Dana BOS dan BOP tidak digunakan untuk pembiayaan kegiatan yang sama seperti sama-sama buat membeli buku, apabila hal ini terjadi maka akan terjadi pemenuhan kebutuhan yang lain tidak maksimal. Kebutuhan lain jadi terabaikan.
Penggunaan dana BOS atau BOP akan maksimal tergantung pada pemenuhan seluruh kebutuhan sekolah. Oleh karena itu dalam perencanaan anggaran dana BOS atau BOP dilakukan musyawarah dengan guru dan kepala sekolah. Musyawarah ini bertujuan untuk menyusun Perencanaan Anggaran Pengeluaran Belanja Sekolah (RAPBS). Dalam musyawarah tersebut guru bisa mengajukan pendapat dan saran karena guru yang lebih tahu kebutuhan peserta didik. Selain itu dalam perencanaan juga melihat data evaluasi perencanaan sebelumnya, dengan begitu apabila dalam perencanaan sebelumnya terdapat kesalahan atau dalam pelaksanaan perencanaan ada yang tidak sesuai maka dalam perencanaan yang baru akan dibuat perbaikan demi tercapainya tujuan pendidikan.
Adapun pos-pos dana BOS dan BOP yaitu sebagai berikut:
• Pembayaran guru honorer
• Foto copy
• Pembelian alat peraga
• ATK (Alat Tulis Kantor)
• Biaya cetak atau pembelian buku
• Perawatan gedung
• Konsumsi bila ada kegiatan penyusunan program yang membutuhkan waktu lama.
Dalam RAPBS terdapat beberapa komponan yang harus diperhatikan yaitu
• Janis kegiatan
Kegiatan apa yang akan dilaksanakan
• Biaya yang diperlukan dalam pengadaan kegiatan
Dalam hal pertanggungjawaban keuangan sekolah dilakukan oleh Kepala Sekolah dibantu oleh bendahara sekolah. Bendahara membuat laporan keuangan kemudian disahkan oleh kepala sekolah, kepala sekolah kemudian mempertanggungjawabkan pada Dinas Pendidikan Daerah. Adanya BOS dan BOP , kegiatan pertanggungjawaban keuangan menjadi rumit karena hal itu mengharuskan sekolah memperkerjakan pegawai TU ( tata usaha) untuk menyusun laporan keuangan membantu bendahara sekolah. Sebelum adanya BOS atau BOP pertanggungjawaban sekolah hanya pada orang tua murid.
Rabu, 24 Februari 2010
karakteristik jasa, perdagangan, dan pabrik
“JASA”
Jasa merupakan suatu tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain dengan memberikan nilai tambah dan tidak berwujud. Adapun karakteristik jasa :
1. Intangibility (tidak berwujud) Jasa bebeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu objek, alat, atau benda; maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja (performance), atau usaha. Oleh sebab itu, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Bagi para pelanggan, ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi karena terbatasnya search qualities, yakni karakteristik fisik yang dapat dievaluasi pembeli sebelum pembelian dilakukan. Untuk jasa, kualitas apa dan bagaimana yang akan diteriman konsumen, umumnya tidak diketahui sebelum jasa bersangkutan dikonsumsi.
2. Inseparability (tidak dapat dipisahkan) Barang biasa diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.
3. Variability / Heterogeneity (berubah-ubah) Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung kepada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi. Hal ini dikarenakan jasa melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsinya yang cenderung tidak bisa diprediksi dan cenderung tidak konsisten dalam hal sikap dan perilakunya.
4. Perishability (tidak tahan lama) Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kursi pesawat yang kosong, kamar hotel yang tidak dihuni, atau kapasitas jalur telepon yang tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa disimpan.
5. Lack of Ownership Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa mengkonsumsi, menyimpan atau menjualnya. Di lain pihak, pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personel atas suatu jasa untuk jangka waktu terbatas (misalnya kamar hotel, bioskop, jasa penerbagan san pendidikan).
Jasa dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu high contact services dan low contact services. High contanct services : service that involve significant interaction among customers, service personnel and equepment and facilities (Lovelock & Wright, 2002) dapat diartikan sebagai klasifikasi jasa yang mempunyai interaksi yang signifikan atau intensitas tinggi terhadap pelanggan, peralatan dan fasilitas pendukung proses jasa, contoh jasa dengan klasifikasi ini adalah jasa salon, spa, jasa konsultasi manajemen. Sedangkan Low contact services : service that require minimal or no direct contact between customers and the service organization (Lovelock & Wright ,2002) dapat diartikan klasifikasi jasa yang membutuhkan kontak pelanggan dengan intensitas yang rendah, contoh jasa dengan klasifikasi ini adalah jasa service mobil, jasa restoran ataupun katering.
Klasifikasi jasa yang membutuhkan kontak pelanggan dengan intensitas tinggi memungkinkan adanya interaksi yang cukup dengan pelanggannya, dengan demikian membuka kesempatan front liner services mengkomunikasikan value/benefit dari jasa tersebut . Hal sebaliknya terjadi pada klasifikasi jasa low contact services . Dengan demikian untuk klasifikasi jasa low contact services dibutuhkan elemen bauran komunikasi yang lebih menonjolkan keberwujudan jasa seperti instructional material maupun corporate design. Untuk itu perlu dipikirkan penggunaan bauran komunikasi yang berbeda untuk setiap klasifikasi jasa diatas sehingga tujuan dari komunikasi pemasaran jasa dapat tercapa
“PERDAGANGAN”
pengertian perdagangan secara umum yaitu suatu kegiatan transaksi antara penjual dan pembeli berupa barang maupun jasa. Pengertian perdagangan internasional merupakan hubungan kegiatan ekonomi antarnegara yang diwujudkan dengan adanya proses pertukaran barang atau jasa atas dasar suka rela dan saling menguntungkan.
Karakteristik perdagangan :
• Adanya penjual
• Adanya pembeli
• Adanya alat tukar
• Ada wujud barangnya
“PABRIK atau MANUFACTURE”
Pabrik [plant atau factory] adalah tempat di mana factor-faktor produksi seperti manusia, mesin, alat, material, energi, uang [modal/capital], informasi dan sumber daya alam [tanah, air, mineral, dan lain-lain] dikelola bersama-sama dalam suatu system produksi guna menghasilkan suatu produk atau jasa secara efektif, efisien dan aman.
Klasifikasi Industri
1. Industri Penghasil Bahan Baku [extractive/primary industry]
Industri dengan aktivitas produksi mengolah sumber daya alam guna menghasilkan bahan baku maupun bahan tambahan lainnya yang dibutuhkan oleh industri penghasil produk atau jasa.
Contoh : industri perminyakan, industri pengolahan bijih besi, dan lain-lain.
2. Industri Manufaktur [The Manufacturing Industries]
Industri yang memproses bahan baku guna dijadikan bermacam-macam bentuk/model produk, baik yang masih berupa produk setengah jadi [semi finished good] ataupun produk jadi [finished goods product]. Di sini akan terjadi transformasi proses – baik secara fisik maupun kimiawi – terhadap input material dan akan memberi nilai tambah terhadap material tersebut.
Contoh : industri permesinan, industri mobil, dan lain-lain.
3. Industri Penyalur [Distribution Industries]
Industri yang berfungsi untuk melaksanakan pelayanan jasa industri baik untuk bahan baku maupun finished goods product. Di sini bahan baku ataupun bahan setengah jadi akan didistribusikan dari produsen yang lain dan dari produsen ke konsumen. Operasi kegiatan akan meliputi aktivitas pembelian dan penjualan, penyimpanan, sorting, grading, packaging dan moving goods [transportasi].
4. Industri Pelayanan/ Jasa [Service Ibndustries]
Industri yang bergerak di bidang pelayanan atau jasa, baik untuk melayani dan menunjang aktivitas industri yang lain maupun langsung memberikan pelayanan/jsa kepada konsumen.
Contoh : Bank, jasa angkutan, asuransi, rumah sakit, hotel, dan lain-lain.
Jasa merupakan suatu tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain dengan memberikan nilai tambah dan tidak berwujud. Adapun karakteristik jasa :
1. Intangibility (tidak berwujud) Jasa bebeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu objek, alat, atau benda; maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja (performance), atau usaha. Oleh sebab itu, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Bagi para pelanggan, ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi karena terbatasnya search qualities, yakni karakteristik fisik yang dapat dievaluasi pembeli sebelum pembelian dilakukan. Untuk jasa, kualitas apa dan bagaimana yang akan diteriman konsumen, umumnya tidak diketahui sebelum jasa bersangkutan dikonsumsi.
2. Inseparability (tidak dapat dipisahkan) Barang biasa diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.
3. Variability / Heterogeneity (berubah-ubah) Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung kepada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi. Hal ini dikarenakan jasa melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsinya yang cenderung tidak bisa diprediksi dan cenderung tidak konsisten dalam hal sikap dan perilakunya.
4. Perishability (tidak tahan lama) Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kursi pesawat yang kosong, kamar hotel yang tidak dihuni, atau kapasitas jalur telepon yang tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa disimpan.
5. Lack of Ownership Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa mengkonsumsi, menyimpan atau menjualnya. Di lain pihak, pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personel atas suatu jasa untuk jangka waktu terbatas (misalnya kamar hotel, bioskop, jasa penerbagan san pendidikan).
Jasa dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu high contact services dan low contact services. High contanct services : service that involve significant interaction among customers, service personnel and equepment and facilities (Lovelock & Wright, 2002) dapat diartikan sebagai klasifikasi jasa yang mempunyai interaksi yang signifikan atau intensitas tinggi terhadap pelanggan, peralatan dan fasilitas pendukung proses jasa, contoh jasa dengan klasifikasi ini adalah jasa salon, spa, jasa konsultasi manajemen. Sedangkan Low contact services : service that require minimal or no direct contact between customers and the service organization (Lovelock & Wright ,2002) dapat diartikan klasifikasi jasa yang membutuhkan kontak pelanggan dengan intensitas yang rendah, contoh jasa dengan klasifikasi ini adalah jasa service mobil, jasa restoran ataupun katering.
Klasifikasi jasa yang membutuhkan kontak pelanggan dengan intensitas tinggi memungkinkan adanya interaksi yang cukup dengan pelanggannya, dengan demikian membuka kesempatan front liner services mengkomunikasikan value/benefit dari jasa tersebut . Hal sebaliknya terjadi pada klasifikasi jasa low contact services . Dengan demikian untuk klasifikasi jasa low contact services dibutuhkan elemen bauran komunikasi yang lebih menonjolkan keberwujudan jasa seperti instructional material maupun corporate design. Untuk itu perlu dipikirkan penggunaan bauran komunikasi yang berbeda untuk setiap klasifikasi jasa diatas sehingga tujuan dari komunikasi pemasaran jasa dapat tercapa
“PERDAGANGAN”
pengertian perdagangan secara umum yaitu suatu kegiatan transaksi antara penjual dan pembeli berupa barang maupun jasa. Pengertian perdagangan internasional merupakan hubungan kegiatan ekonomi antarnegara yang diwujudkan dengan adanya proses pertukaran barang atau jasa atas dasar suka rela dan saling menguntungkan.
Karakteristik perdagangan :
• Adanya penjual
• Adanya pembeli
• Adanya alat tukar
• Ada wujud barangnya
“PABRIK atau MANUFACTURE”
Pabrik [plant atau factory] adalah tempat di mana factor-faktor produksi seperti manusia, mesin, alat, material, energi, uang [modal/capital], informasi dan sumber daya alam [tanah, air, mineral, dan lain-lain] dikelola bersama-sama dalam suatu system produksi guna menghasilkan suatu produk atau jasa secara efektif, efisien dan aman.
Klasifikasi Industri
1. Industri Penghasil Bahan Baku [extractive/primary industry]
Industri dengan aktivitas produksi mengolah sumber daya alam guna menghasilkan bahan baku maupun bahan tambahan lainnya yang dibutuhkan oleh industri penghasil produk atau jasa.
Contoh : industri perminyakan, industri pengolahan bijih besi, dan lain-lain.
2. Industri Manufaktur [The Manufacturing Industries]
Industri yang memproses bahan baku guna dijadikan bermacam-macam bentuk/model produk, baik yang masih berupa produk setengah jadi [semi finished good] ataupun produk jadi [finished goods product]. Di sini akan terjadi transformasi proses – baik secara fisik maupun kimiawi – terhadap input material dan akan memberi nilai tambah terhadap material tersebut.
Contoh : industri permesinan, industri mobil, dan lain-lain.
3. Industri Penyalur [Distribution Industries]
Industri yang berfungsi untuk melaksanakan pelayanan jasa industri baik untuk bahan baku maupun finished goods product. Di sini bahan baku ataupun bahan setengah jadi akan didistribusikan dari produsen yang lain dan dari produsen ke konsumen. Operasi kegiatan akan meliputi aktivitas pembelian dan penjualan, penyimpanan, sorting, grading, packaging dan moving goods [transportasi].
4. Industri Pelayanan/ Jasa [Service Ibndustries]
Industri yang bergerak di bidang pelayanan atau jasa, baik untuk melayani dan menunjang aktivitas industri yang lain maupun langsung memberikan pelayanan/jsa kepada konsumen.
Contoh : Bank, jasa angkutan, asuransi, rumah sakit, hotel, dan lain-lain.
Langganan:
Postingan (Atom)